Sebelum hari keberangkatan, kami para peserta Fam Trip Semarang 2016 sudah diberikan itinerary oleh pihak panitia. Saya sedikit panik ketika tahu kalau dihari kedua kami akan mengunjungi Desa Wisata Kandri untuk River Tubing. Sontak saya langsung googling dan lihat gimana bentuk tempat tubingnya.
Saya mau cerita sedikit, saya orang yang cukup suka dengan tantangan, saya juga sangat terbuka untuk melakukan hal yang berbau alam, tapi sayangnya, saya punya satu ketakutan yang sampai detik ini saya pun gak tahu darimana munculnya dan gimana cara menghilangkannya. Dari kecil saya super takut sama yang namanya air terjun, mungkin saya hanya sekali dua kali saja pernah mengunjungi wisata air terjun tapi gak pernah berani untuk nyentuh airnya. Sampai SMP, SMA dan seterusnya saya makin gila dan udah mengarah ke phobia. Ke-lebay-an itu menjadi-jadi sampai saya gak berani lihat gambar-gambar yang berkaitan dengan air terjun apalagi nonton video tentang itu. Paling lebay ketika saya dengar suara air yang bergemuruh yang bikin saya panik dan merasa gak nyaman.

Pernah beberapa tahun lalu saya body rafting sama teman-teman di Citumang, Pangandaran, disitu saya dengar suara gemuruh air dari kejauhan, spontan saya pun nangis padahal belum liat ada apa sebenarnya. Ketakutan itu berimbas pada banyak hal yang mungkin sebenarnya saya suka-suka aja kalau melakukannya, salah satunya seperti tubing. Kadang saya ingin membuka pikiran dan mencoba kalau hal itu bukan hal yang harus ditakuti, dan saya pun memang sempat beberapa kali coba memberanikan diri tapi ada saja halangannya. Salah satunya pas tubing kemarin di Sungai Kreo.
Desa Wisata Kandri terletak di Kecamatan Gunung Pati, Semarang. Tempat ini bisa ditempuh menggunakan mobil selama kurang lebih 1 jam dari pusat Kota Semarang. Disini para wisatawan disuguhkan dengan pemandangan sawah yang subur dan segar. Selain itu, desa ini juga menyuguhkan wisata tubing yang dapat mengarungi Sungai Kreo. Track tubing di Kreo ini berjarak sekitar 3 kilometer dan berdurasi sekitar 2 jam dari start sampai finish. Tapi kalau mau, peserta tubing juga bisa meneruskan sampai ke ujung sungai yang pastinya lebih lama, lebih jauh dan lebih ekstrem. Sebelum tubing, kami diberi arahan dulu oleh skeeper mengenai cara menggunakan alat keselamatan, ban pelampung, cara agar tidak jatuh atau lepas dari pelampung dan menghindar dari batu-batuan yang tajam.
Perasaan saya saat pertama memasukan badan ke dalam air adalah campur aduk, kadang gak konsen, ketakutan, tapi kadang terlalu bersemangat. Setelah beberapa meter mengarungi sungai sambil duduk diatas ban, akhirnya ada dam yang cukup tinggi yang harus saya loncati. Saya adalah orang pertama yang sampai diujung dam ketika teman-teman sedang bersemangat untuk loncat dan mengatur strategi loncat. Saya gak pakai mikir dan langsung loncat tanpa menggunakan ban, dan itu adalah pertama kalinya saya berjarak sangat dekat dengan dam yang saya anggap seperti air terjun.
Lalu saya berenang menjauh dari dam sampai akhirnya ada jeram pertama yang harus dilalui dan saya jatuh terlepas dari ban pertama kalinya. Berenang dan terus melalui jeram yang arusnya cepat plus banyak batu-batuan tajam didalam airnya, yang mana gak keliatan oleh mata saya. Setelah melalui beberapa jeram dan saya jatuh terus karena saya udah takut duluan dan selalu panik, saya sampai dijeram yang terakhir (buat saya).
Disitu saya gandengan dengan Kak Astin, jeramnya cukup deras menurut saya. Kami yang sudah berpegangan erat, tapi akhirnya lepas juga dan sama-sama terlepas dari ban. Disitu saya tenggelam cukup lama dan ketarik arus dibawah air. Rasanya… mau mati. Selama saya tenggelam saya gak bisa mengontrol diri sendiri, lemas sekali dan terus kehempas kiri-kanan oleh batu yang tajam. Sampai akhirnya setelah arus sudah mulai tenang, saya bisa naik ke permukaan dan langsung teriak minta tolong ke skeepernya.
Saya sudah super lemas dan bingung mau ngapain, badan saya terasa sakit dan perih sampai mengeluarkan air mata :(. Kak Astin yang sama-sama jatuh dan lebam, memapah saya kepinggir sungai, bantu buka semua alat pengaman yang ada dibadan saya dan periksa luka-lukanya. Sakitnya dari kepala, kedua tangan, punggung kaki dan yang terparah adalah tulang pinggang saya yang super bengkak dan lebam. Beruntung masih ada yang tolongin dan yang terpenting karena saya pakai alat keselamatan dengan benar.
Sesudah itu, saya harus tetap melanjutkan perjalanan karena tidak ada jalur evakuasi yang bisa ditempuh, mau gak mau saya harus melanjutkan setengah perjalanan dengan mengarungi sungai. Tapi saya merasa sangat lemas dan kesakitan, akhirnya salah satu skeepernya, Sadam, menemani saya sampai jalur tubing ini selesai.
Photo & video credit : www.virustraveling.com
- Atanasia Rian, Bermain tubing di Desa Wisata Kandri
- Rico Sinaga, Dari Sam Poo Kong ke Tay Kak Sie
- Vika, Ada Gus Dur di Pecinan Semarang
- Leonard Anthony, Jelajah Malam di Lawang Sewu
- Eka Situmorang, Semarang Night Carnival 2016
- Taufan Gio, Semarang Hebat Culinary Heritage
- Danan Wahyu, Dongeng Rasa di Restoran Semarang
- Imama, Hantaman jeram Kali Kreo
- Efenerr, Ada Tiongkok di Semarang
- Nunu, Satu hari mengenal Tiongkok di Pecinan Semarang
- Titi, Warak Ngendok
- Luhde, Kisah dibalik kuliner Semarang
- Koper Traveler, Trending topik Semarang Hebat Part-2
- Astin Soekanto, Lepaskan zona nyamanmu dengan tubing di Sungai Kreo
- Albert Ghana, Photo stories Semarang Night Carnival
- Budiono Sukses, Keseruan Semarang Night Carnival 2016
- Bobby Ertanto, Seru-seruan river tubing di kali Kreo Semarang
Hahaha okayyy Kak coba aku gantiii
HAHAHAHAHA.
hihi eh puspa kasih pilihan name/url dong di kolom 'comment as' biar yang gak pake blogspot aja yang bisa komen.
Iya, betul 🙂
Kak Giooooo!!! Makasiiiiih! tapi belum sepenuhnya berani, cuma nyoba2 aja pelan2 hehehe
Udah membaik kak, tapi masih ngilu aja dan ada bekasnya 🙁
Hihihi Imama, aku juga masih nyoba2 terus abisnya takut banget! Iyaaa, aku liat kemarin ada kucing disana, gak apa2 lah ya pelan2 aja nanti juga bisa menyesuaikan 😉
Wah salut kak Puspa bisa mengatasi phobia! #kasihjempol
Btw gimana luka lebamnya sekarang, sudah pulih?
Kak puspa hebat bangett bisa menaklukkan ketakutan, mesti belajar sama kak puspa nih soalnya sampai sekarang aku masih fobia banget sama kucing dan kemarin pas makan bareng habis tubing, aku pilih makan agak menyendiri gegara ada kucing di deket tempat makan barengnya, sekarang udah sembuh kan kak?